Pnpm.org, Jakarta – Lima tahun setelah diluncurkan pada 30 April 2007, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri terus mendorong masyarakat untuk mewujudkan mimpi mereka. Program ini merupakan pilar utama dalam upaya pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan. Sejak tahun 2007, program ini telah berkembang pesat, dengan komponen terbesar yaitu PNPM Mandiri Perdesaan, yang dimulai pada tahun 1998 sebagai Program Pengembangan Kecamatan, dan PNPM Perkotaan yang dimulai pada tahun 1999 sebagai Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan.
Evaluasi dampak kualitatif menunjukkan bahwa melalui PNPM Mandiri, masyarakat semakin mampu mendapatkan pangan yang lebih baik, mengakses pendidikan lebih lama, menciptakan lapangan kerja, mendirikan usaha, menerima perawatan kesehatan yang lebih baik, dan berpartisipasi dalam forum politik lokal.
Masyarakat berperan aktif dalam merancang agenda pembangunan untuk menyelesaikan masalah mereka sendiri.
Dengan fokus utama pada proses perencanaan dan pengelolaan pembangunan daerah oleh masyarakat, bukan hanya pada hasil yang akan dibangun, PNPM Mandiri menciptakan perubahan dari kerangka tradisional proyek pembangunan besar yang kurang fleksibel.
Tujuan PNPM Mandiri adalah mengajak masyarakat untuk merancang dan menyetujui agenda pembangunan mereka sendiri. Melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan, program ini memberikan kerangka kerja yang partisipatif dan transparan, yang juga membantu meningkatkan tata kelola pemerintahan daerah. Dalam PNPM Mandiri, masyarakat dapat mengusulkan kegiatan pembangunan berdasarkan kebutuhan mendesak dan konteks lokal untuk mengatasi masalah kemiskinan yang mereka alami.
Sebagai contoh, di Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat, pembangunan saluran irigasi Pasirhanja yang selesai pada Desember 2010 berhasil mengakhiri konflik antara petani. Pembangunan saluran irigasi memungkinkan distribusi air yang merata di daerah hulu dan hilir, memastikan pasokan air yang cukup untuk setiap petani. Dengan adanya irigasi ini, petani kini dapat menanam padi dua atau tiga kali per tahun, bahkan selama musim kemarau, meningkatkan produksi gabah dari 210 ton menjadi 315 ton.
PNPM Mandiri juga memberikan ruang untuk inovasi.
Di Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, kerjasama PNPM Generasi dengan Dinas Kesehatan setempat berhasil menurunkan angka kematian ibu dari 14 menjadi 5. Dinas Kesehatan memulai program Pusat 2H2, yang menggunakan sistem informasi berbasis ponsel dan komputer sederhana untuk memantau kondisi ibu hamil. Program ini memungkinkan koordinasi efektif dengan puskesmas dan rumah sakit untuk memastikan ketersediaan ambulan, menyelamatkan nyawa banyak ibu dan bayi di Larantuka.
“Kami ingin memastikan bahwa tidak ada ibu yang sendirian saat melahirkan,” kata Joria Parmin, Koordinator Bidan di Dinas Kesehatan Flores Timur Distrik. Mendekati waktu melahirkan, ibu-ibu ini dibawa ke Puskesmas atau dirujuk ke rumah sakit terdekat jika diperlukan.
Keberhasilan PNPM telah menarik minat banyak negara. Pada April 2012, delegasi dari Program Solidaritas Nasional Afghanistan mengunjungi lokasi PNPM Mandiri di Yogyakarta. Mereka terkesan dengan kualitas infrastruktur yang dibangun masyarakat dengan anggaran rendah dan terinspirasi dengan mekanisme program. “Saya melihat pendekatan terpadu – PNPM perkotaan, perdesaan